Sebenarnya sudah cukup lama saya ingin mengungkapkan perihal ini. Sesuatu yang baru saya temukan dalam diri seorang tokoh nasional. Yang membedakan dia dengan semua tokoh yang pernah saya amati. Ini adalah ciri-ciri seseorang yang menurut para ulama seharusnya layak untuk dipilih menjadi pemimpin.
Suatu sore saya melihat wawancara livenya dengan reporter TV ONE. Wawancara seperti ini oleh tokoh-tokoh nasional atau para politikus yang lain biasanya akan dianggap sebagai iklan gratis yang tidak boleh dilewatkan. Mereka akan memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan-kesempatan seperti ini sebagai ajang kampanye untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kepentingan partainya.
Tetapi itu tidak terjadi padanya pada wawancara live yang saya saksikan pada waktu itu. Saat itu dia adalah tokoh yang paling ditunggu pernyataannya terkait kasus uang sebesar 120 ribu dolar Singapura yang ditinggalkan oleh Nazaruddin. Kedua reporter TV ONE begitu menggebu-gebu bertanya dan mengorek keterangan darinya. Rating acara saat itu pastilah luar biasa tinggi. Suatu kesempatan emas bagi para oportunis untuk mencari dan mendongkrak popularitas.
Tapi lihatlah apa yang dia lakukan saat itu ? Meskipun wawancara sedang begitu seru dan topiknya sangat menarik dan aktual, tetapi begitu adzan Maghrib berkumandang dengan tegas dia memutus pembicaraan. Tanpa ragu-ragu dia menghentikan acara wawancara live itu karena akan melaksanakan ibadah sholat Maghrib. Saya benar-benar tidak pernah melihat tokoh lain melakukan ini. Adakah di antara pembaca yang pernah menyaksikan tokoh lain melakukan ini ?
Pada saat ditanya tentang kemungkinan maju sebagai calon presiden tahun 2014 dengan santai dia berkata: “Saya tidak ada potongan jadi presiden”. Tidak tampak ambisi yang besar dalam perkataannya.
Mahfud MD juga mengambil langkah tepat menghadapi serangan Ruhut Sitompul. Politikus yang ahli bersilat lidah itu dibuatnya mati kutu.
Wahai Tuan Mahfud MD ! Apabila anda maju sebagai calon presiden pada tahun 2014, apalagi jika berpasangan dengan Ibu Sri Mulyani (saya adalah salah satu orang yang pernah menikmati integritas wanita cerdas dan perkasa yang satu ini). Maka saya bersedia untuk dengan suka rela datang ke tempat pemilihan suara untuk memilih presiden. Sesuatu yang sampai saat ini belum pernah saya lakukan …
Semoga kali ini harapan saya tidak menemui kekecewaan lagi.
Wallahu alam bishawab …
Sumber : Kompasiana-Widayat
Suatu sore saya melihat wawancara livenya dengan reporter TV ONE. Wawancara seperti ini oleh tokoh-tokoh nasional atau para politikus yang lain biasanya akan dianggap sebagai iklan gratis yang tidak boleh dilewatkan. Mereka akan memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan-kesempatan seperti ini sebagai ajang kampanye untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kepentingan partainya.
Tetapi itu tidak terjadi padanya pada wawancara live yang saya saksikan pada waktu itu. Saat itu dia adalah tokoh yang paling ditunggu pernyataannya terkait kasus uang sebesar 120 ribu dolar Singapura yang ditinggalkan oleh Nazaruddin. Kedua reporter TV ONE begitu menggebu-gebu bertanya dan mengorek keterangan darinya. Rating acara saat itu pastilah luar biasa tinggi. Suatu kesempatan emas bagi para oportunis untuk mencari dan mendongkrak popularitas.
Tapi lihatlah apa yang dia lakukan saat itu ? Meskipun wawancara sedang begitu seru dan topiknya sangat menarik dan aktual, tetapi begitu adzan Maghrib berkumandang dengan tegas dia memutus pembicaraan. Tanpa ragu-ragu dia menghentikan acara wawancara live itu karena akan melaksanakan ibadah sholat Maghrib. Saya benar-benar tidak pernah melihat tokoh lain melakukan ini. Adakah di antara pembaca yang pernah menyaksikan tokoh lain melakukan ini ?
Pada saat ditanya tentang kemungkinan maju sebagai calon presiden tahun 2014 dengan santai dia berkata: “Saya tidak ada potongan jadi presiden”. Tidak tampak ambisi yang besar dalam perkataannya.
Mahfud MD juga mengambil langkah tepat menghadapi serangan Ruhut Sitompul. Politikus yang ahli bersilat lidah itu dibuatnya mati kutu.
Wahai Tuan Mahfud MD ! Apabila anda maju sebagai calon presiden pada tahun 2014, apalagi jika berpasangan dengan Ibu Sri Mulyani (saya adalah salah satu orang yang pernah menikmati integritas wanita cerdas dan perkasa yang satu ini). Maka saya bersedia untuk dengan suka rela datang ke tempat pemilihan suara untuk memilih presiden. Sesuatu yang sampai saat ini belum pernah saya lakukan …
Semoga kali ini harapan saya tidak menemui kekecewaan lagi.
Wallahu alam bishawab …
Sumber : Kompasiana-Widayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar